Dalam Permentan No.2 tahun 2006, pupuk
organik didefinisikan sebagai pupuk yang sebagian atau seluruhnya
berasal dari dari tanaman dan atau hewan yang telah melalui proses
rekayasa, dapat berbentuk padat atau cair yang digunakan mensuplai bahan
organik untuk memperbaiki sifat fisik, kimia dan biologi tanah.
Pupuk organik mempunyai beragam jenis dan varian. Jenis-jenis pupuk
organik dibedakan dari bahan baku, metode pembuatan dan wujudnya. Dari
sisi bahan baku ada yang terbuat dari kotoran hewan, hijauan atau
campuran keduanya. Dari metode pembuatan ada banyak ragam seperti kompos
aerob, bokashi, dan lain sebagainya. Sedangakan dar sisi wujud ada yang
berwujud serbuk, cair maupun granul atau tablet.
Teknologi pupuk organik berkembang pesat dewasa ini. Perkembangan ini
tak lepas dari dampak pemakaian pupuk kimia yang menimbulkan berbagai
masalah, mulai dari rusaknya ekosistem, hilangnya kesuburan tanah,
masalah kesehatan, sampai masalah ketergantungan petani terhadap pupuk.
Oleh karena itu, pemakaian pupuk organik kembali digalakan untuk
mengatasi berbagai masalah tersebut.
Sejarah penggunaan pupuk
pada dasarnya merupakan bagian daripada sejarah pertanian. Penggunaan
pupuk diperkirakan sudah dimulai sejak permulaan manusia mengenal
bercocok tanam, yaitu sekitar 5.000 tahun yang lalu. Bentuk primitif
dari penggunaan pupuk dalam memperbaiki kesuburan tanah dimulai dari
kebudayaan tua manusia di daerah aliran sungai-sungai Nil, Euphrat,
Indus, Cina, dan Amerika Latin. Lahan-lahan pertanian yang terletak di
sekitar aliran-aliran sungai tersebut sangat subur karena menerima
endapan lumpur yang kaya hara melalui banjir yang terjadi setiap tahun.
Di Indonesia, pupuk organik sudah lama dikenal para petani. Penduduk
Indonesia sudah mengenal pupuk organik sebelum diterapkannya revolusi
hijau di Indonesia. Setelah revolusi hijau, kebanyakan petani lebih suka
menggunakan pupuk buatan karena praktis menggunakannya, jumlahnya jauh
lebih sedikit dari pupuk organik, harganyapun relatif murah, dan mudah
diperoleh. Kebanyakan petani sudah sangat tergantung pada pupuk buatan,
sehingga dapat berdampak negatif terhadap perkembangan produksi
pertanian. Tumbuhnya kesadaran para petani akan dampak negatif
penggunaan pupuk buatan dan sarana pertanian modern lainnya terhadap
lingkungan telah membuat mereka beralih dari pertanian konvensional ke
pertanian organik.
0 komentar:
Posting Komentar
Thanks For Your Feedback